Sebab Cintamu Ibu, Kusholihkan Diriku


Dalam sebuah hadits disebutkan bahwa pernah ada seorang laki-laki datang kepada Rasulullah dan berkata, “Wahai Rasulullah, siapa orang yang paling berhak bagi aku untuk berlaku baik kepadanya?” Nabi menjawab, “Ibumu.” Orang itu bertanya lagi, “Kemudian setelah dia siapa?” Nabi menjawab, “Ibumu.” Orang itu bertanya lagi, “Kemudian setelah dia siapa?” Nabi menjawab, “Ibumu.” Orang itu bertanya lagi, “Kemudian setelah dia siapa?” Nabi menjawab, “Ayahmu.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Disini ibu disebutkan Rasulullah 3x baru ayah 1x. Kalau boleh mengambil permisalan, maka seharusnya ibu punya tanggung jawab 3x lipat dari ayah. Ibulah yang mendidik anak-anaknya dalam porsi yang lebih besar. Semakin baik kualitas ibu, semakin baik generasi yang dihasilkan.

Begitu pula dalam firman-Nya, “Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada ibu bapaknya. Ibunya telah mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya dengan susah payah (pula). Mengandung dan menyapihnya adalah tiga puluh bulan.” (QS. Al-Ahqaf: 15)
Tidak ada seorang pun yang paling berjasa melebihi jasa seorang ibu. Seseorang yang rela memberikan nyawanya untuk anak yang dilahirkannya. Lalu pertanyaannya, apa balasan kita?  Begitu banyak anak yang dengan mudah melupakan jasa besar sang ibu. Kalau pun berbuat baik terkadang ada maksud tertentu, menginginkan sesuatu agar tujuannya terpenuhi, bahkan ada pula yang hanya datang setahun sekali menemuinya di hari raya. Basa-basi mencium tangannya dan lain sebagainya, sementara pesan-pesannya, nasihat-nasihatnya yang baik tidak pernah didengar, apalagi dipatuhi. Terlalu. Para ibu selalu menginginkan yang terbaik bagi anaknya dan merindukan anaknya agar mentaati Allah. Namun kebanyakan justeru membalas kebaikan ibunya dengan berbuat maksiat kepada-Nya. Tidakkah mereka takut akan kuasa-Nya karena termasuk golongan yang durhaka kepada ibunya?
Ingatlah Sorga terletak di bawah telapak kaki ibu(Al-Hadis).
Tidak ada artinya kebaikan seorang anak kepada ibunya secara material, sementara ia selalu berbuat maksiat kepada Allah. Karenanya banyak para ulama mengatakan: ”Pengabdian seorang anak yang paling baik bagi orang tuanya adalah menjadikan dirinya sebagai anak yang saleh.”Inilah rahasia hadits Rasulullah saw. yang berbunyi: ”Waladun shaalihun yad’u lahuu (anak yang shaleh yang selalu mendoakan untuk orang tuanya).” Perhatikan kata shalih dalam teks hadits tersebut. Ini untuk menegaskan bahwa hanya anak yang shalih yang benar-benar akan memberikan kebahagiaan bagi orang tuanya: bahagia secara material maupun secara spiritual. Sementara anak durhaka tidak akan pernah memberikan kebahagiaan hakiki bagi orang tuanya.

Ibu, sesosok perempuan yang kelihatannya lemah, tetapi sesungguhnya kehebatan pria-pria di dunia muncul dari didikannya, muncul justru dari kelemahlembutannya. Dibalik Kesuksesan seorang pria, pasti ada wanita hebat dibelakangnya. Sebagaimana Nabi Musa memiliki ibunya, Nabi Isa dengan Maryam sebagai ibunya, Nabi Ibrahim dengan Hajar disampingnya, Rasulullah juga memiliki Khadijah disampingnya, Ali memiliki Fatimah disampingnya, para shahabat pun demikian dan itu yang membuat mereka sangat luar biasa. Disisinya pria yang kuat pasti terdapat wanita yang hebat!. Ibu memiliki peran besar dalam perubahan dan perbaikan sebuah bangsa. Sebagaimana diutarakan Rasulullah, Ibu adalah madrasah pertama bagi anak-anaknya. Karakter sebuah bangsa adalah hasil didikan para ibu di sana. Oleh karena itu,  jika menginginkan perubahan dan peningkatan kebaikan pada sebuah bangsa, mindset atau pola pikir dan kebiasaan baik para ibu ataupun calon ibu harus dibentuk sedemikian rupa. Sungguh kita dapat melihat betapa besarnya arti dan peran ibu dari sini.
Boleh jadi karena ibu telah membuka kunci-kunci kesempatan. menjauhkan bala dan marabahaya, menyingkirkan hambatan, atau mengangkat beban di pundak kita. Tidak ada orang tua yang sempurna, tapi cinta mereka sempurna. Hampir semua orang tua ingin menjadi orang tua terbaik bagi anak-anaknya. Kita saja yang tidak tahu mereka menangis malam-malam, menyesal entah karena kekurangan mereka atau karena kesalahan mereka, lantas berjanji esok hari terus berusaha menjadi orang tua yang baik. Doa seorang ibu tidak ternilai harganya...
Orangtua yang sholih sebenarnya hanya ingin punya anak yang sholih. Anak yang bisa selalu taat kepada Allah dan senantiasa mengamalkan sunnah Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Salam. Sehingga dengan kesholihannya itu bisa membawa kepada kebaikan di dunia dan di akhirat. Dan anak yang sholih ini akan membawa kebaikan kepada kedua orangtuanya, karena doa anak yang sholih akan menolong kedua orangtuanya di akhirat kelak.
Namun, ada hadiah terbaik untuk kedua orangtua kita di akhirat kelak. Disampaikan oleh Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Salam :
"Daripada Buraidah Al Aslami ra, ia berkata bahawasanya ia mendengar Rasulullah s..a.w bersabda: "Pada hari kiamat nanti, Al Quran akan menemui penghafalnya ketika penghafal itu keluar dari kuburnya. Al Quran akan berwujud seseorang dan ia bertanya kepada penghafalnya: "Apakah anda mengenalku?".
Penghafal tadi menjawab; "saya tidak mengenal kamu." Al Quran berkata; "saya adalah kawanmu, Al Quran yang membuatmu kehausan di tengah hari yang panas dan membuatmu tidak tidur pada malam hari. Sesungguhnya setiap pedagang akan mendapat keuntungan di belakang dagangannya dan kamu pada hari ini di belakang semua dagangan. Maka penghafal Al Quran tadi di beri kekuasaan di tangan kanannya dan diberi kekekalan ditangan kirinya, serta di atas kepalanya dipasang mahkota perkasa. Sedang kedua orang tuanya diberi dua pakaian baru lagi bagus yang harganya tidak dapat di bayar oleh penghuni dunia keseluruhannya. Kedua orang tua itu lalu bertanya: "kenapa kami di beri dengan pakaian begini?". Kemudian di jawab, "karena anakmu hafal Al Quran."
Kemudian kepada penghafal Al Quran tadi di perintahkan, "bacalah dan naiklah ketingkat-tingkat syurga dan kamar-kamarnya." Maka ia pun terus naik selagi ia tetap membaca, baik bacaan itu cepat atau perlahan (tartil)

Subhanallah, orangtua yang memiliki anak Hafidz Al-Qur’an akan mendapatkan jubah (kemuliaan) yang tidak didapatkan di dunia.
Sahabatku, berjuanglah dengan sungguh-sungguh dan selalu bertekad untuk menjadi penghafal Al-Qur’an. Kuatkan azzam, “Saya ingin menjadi Hafidz Al-Qur’an, agar saya bisa memuliakan kedua orangtua di dunia dan akhirat.” Senantiasa istiqomah dalam membaca Al-Qur’an, mempelajari, dan mengamalkannya, serta menghafalkannya. Ikutilah Halaqah Al-Qur’an, agar terus termotivasi untuk mempelajari Al-Qur’an dan senantiasa menjaga diri dari kemaksiatan. Mudah-mudahan Allah menolong kita semua, dan menjadikan kita menjadi anak yang bisa memuliakan kedua orangtua dengan menjadi penghafal Al-Qur’an. Aamiin Ya Robb.

Satu Rindu

Hujan teringatkan aku
Tentang satu rindu
Dimasa yang lalu
Saat mimpi masih indah bersamamu

Terbayang satu wajah
Penuh cinta penuh kasih
Terbayang satu wajah
Penuh dengan kehangatan
Kau ibu Oh ibu

Allah izinkanlah aku
Bahagiakan dia
Meski dia telah jauh
Biarkanlah aku
Berarti untuk dirinya
oh ibu oh ibu kau ibu


 PUISI UNTUK IBU

Ibu, bila semua orang berkata langit itu sangat tinggi.
Sungguh masih lebih tinggi cintamu kepadaku.
Bila semua orang berkata lautan itu sangat dalam.
Sungguh masih lebih dalam kasihmu kepadaku.
Bila semua orang berkata bukit itu sangat kokoh.
Sungguh masih lebih kokoh perhatianmu kepadaku.
Tak sanggup kata melukiskan kebaikanmu.
Tak sampai nyawa membalas budi baikmu.
Kecuali keshalihanku.
Agar sungai keringat jerih payahmu menjadi amal jariah.
Allahu a’lam bish shawab


Terima Kasih Ibu.. ^_^


0 komentar: