Bedah Buku Non Fiksi La Tahzan For Hijabers (Asma Nadia, dkk) dan Dunia Kata (Ust. Fauzil Adhim)



Bedah Buku Non Fiksi La Tahzan For Hijabers dan Dunia Kata


                La Tahzan for Hijabers sebuah karya dari penulis novel best seller Asma Nadia, dkk adalah sebuah bentuk cerita demi cerita yang dirangkai menjadi satu buku. Buku yang bertajuk jilbab muslimah ini sangat recommended bagi muslimah yang belum berjilbab tapi tertarik tahu lebih jauh biar bisa punya motivasi lebih, belum berjilbab tertarik tapi takut-takut ingin tahu tantangan duka kalau ada biar lebih siap nantinya, sudah berjilbab dan ingin mantep biar nantinya sanggup mempertahankan komitmen, sudah berjilbab dan ingin bernostalgia, punya keluarga yang ingin diajak berjilbab. Buku ini mengungkap berbagai suka duka seorang muslimah yang memutuskan berhijrah dalam menutup aurat dengan sempurna. Betapa tidak mudahnya bagi seseorang yang memantapkan hati untuk berjilbab disaat situasi dan kondisi tidak mendukung. Karena setiap orang mempunyai latar belakang yang berbeda-beda dan bisa jadi pemahaman agamanya juga tidak sama.
   
             Buku yang bercover seorang muslimah berjilbab yang sedang termangu menatap masa depan di pinggir dermaga ini menceritakan kisah-kisah Perjuangan, Pengorbanan dan Proses Jilbab Pertama bagi seorang wanita (muslim). Bahasanya ringan, sangat mudah dipahami sehingga cocok menjadi kado bagi muslimah mana saja, baik sudah berjilbab, terselip keinginan dan niat, ataupun justru sedang dalam keraguan untuk membuka kerudung, karena banyaknya gempuran iman. Dari segi isi, 267 halaman yang ada terdapat keunikan sendiri di setiap kisah-kisahnya. Sangat terlihat sekali bahwa penulis menceritakan pengalaman dan pengamatan dirinya ataupun orang lain. Sesekali saya bisa tersenyum tipis ataupun tertawa lebar saat membacanya. Sebabnya bukan karena ceritanya lucu. Bukan. Tapi lebih kepada cerita tersebut sangat mengena terhadap diri saya sendiri. Lantas, saya bisa teringatkan pada masa jahiliah diri sendiri pada waktu yang lalu. Dan yang terpenting disini, setelah membacanya saya jadi tergerak ingin menulis. Menuliskan tentang masa transisi diri saya juga disaat masa lampau ketika belum berjilbab. Tanpa sengaja, seorang pembaca akan dengan sendirinya menikmati setiap kata, kalimat yang telah masuk ke dalam otaknya. Sehingga berlembar-lembar halaman tidak terasa telah terbaca. Saya kira trik ini lah yang menjadikan buku ini sangat menarik, karena bahasannya yang apik.
                Di sisi yang berbeda, karya penulis fenomenal ini memberikan gambar-gambar muslimah berjilbab disetiap babnya. Saat melihatnya, terkadang saya cermati betul gambar itu. Sekilas memang biasa saja, tapi kalo dicermati muslimah itu memang lebih cantik ketika mengenakan jilbab dengan sempurna. Jadi ketika ia merasa ragu, ataupun sedih setelah mengenakan jilbab berarti dirinya belum sepenuhnya merasa cantik. Karena kecantikan yang sesungguhnya justru cantik menurut-Nya bukan semata-mata karena penilaian manusia. Maka cantik disinilah yang membuatnya memilih untuk menurup aurat sesuai syariat atau ketentuan-Nya. La Tahzan For Hijabers, Jangan sedih untuk para muslimah berjilbab. Karena betapa banyak muslimah-muslimah seantero dunia ini mengendurkan niatnya untuk berjilbab dengan berbagai alasan yang melemahkan langkahnya. Betapa sedikitnya seorang muslimah yang kuat mempertahankan jilbabnya tak peduli rintangan dan halangan yang menghadang. Baginya perintah Tuhan lah yang menjadi jalan baik bagi kehidupan dunia akheratnya, bukan manusia. Termasuk orang tua. La Tahzan! Jangan bersedih. Karena jilbab itu pembuka pintu kebaikan. Saya kira itulah makna tersirat dalam kisah-kisah pada buku tersebut.

                Selanjutnya saya ingin menceritakan buku kedua yang menurut saya sangat menarik. Buku itu berjudul ‘Dunia Kata’ karya ustadz Fauzil Adhim. Berbeda dengan buku La Tahzan For HIjabers tadi, buku ini lebih menceritakan kepada motivasi menulis. Apa pentingnya menulis? Apa yang mau ditulis? Bagaimana memunculkan ide menulis itu? Bagaimana cara menjadi penulis hebat? dan lain sebagainya. Semua dikemas dalam 1 buah buku bertebal 235 halaman dengan ukuran lebar 10 cm dan panjang 16 cm. Memang buku ini terlihat kecil, tapi setelah dibaca manfaatnya cukuplah besar. Hanya dengan mengkhatamkan buku itu, motivasi menulis saya menjadi lebih tinggi dari sebelumnya. Saya banyak belajar dari buku itu termasuk bagaimana kiat-kiat sebelum menulis agar tulisan kita tidak berhenti di tengah jalan, atau saat menulis sebaiknya harus diiringi lantunan musik yang mana dan bau parfum aroma yang seperti apa. Yang saya suka dari buku itu juga, terdapat kolom kecil yang berisi inti dari setiap lembarnya, saya kira kata-kata inilah yang menjadi penting untuk kita memahami sebuah cerita.
          
      Konon, katanya sudah sejak lama buku ‘Dunia Kata’ ini sudah tidak beredar di pasaran. Dari seorang teman yang saya kenal mengatakan bahwa beliau tidak menginginkan buku itu beredar di pasaran lagi, tanpa tau sebabnya padahal sebenarnya banyak masyarakat yang masih sangat ingin membelinya. Ini yang membuat teman saya itu nekat minta izin kepada Ustadz Fauzil untuk dapat memfoto-copynya. Tidak dapat dipungkiri, buku ini memang berisi nasehat-nasehat bagi pemula (penulis) ataupun penulis mahir yang surut motivasinya atau komitmennya. Lebih-lebih belum lurus niatnya. Karena dalam buku ini diawali dengan bagaimana pentingnya seorang penulis itu menentukan niatan menulis (tujuan menulis), apabila memang benar Lillahi Ta’ala tidak semata-mata karena dunia, insyaAllah karyanya pun akan berjalan dengan baik. Namun tidak banyak juga seorang penulis yang berangkat dari niat yang salah tapi juga meraih kesuksesan. Ustadz Fauzil mengatakan, ‘maka kesuksesan itu hanya sementara, apabila tulisannya sudah tidak berkualitas lagi ia tidak akan merasa bahagia..” Padahal yang namanya bahagia adalah menerima semuanya dengan lapang dada. Apabila niat sejak awal tidak diluruskan, maka akan berakhir pada kekecewaan.

220613
22.43

0 komentar: