Resep Cantik Untukmu.. ^^

Terinspirasi dari Buku Make Up Our Mind karya Floweria. Berikut sedikit yang diulas dalam buku beliau. Semoga bermanfaat. ^_^

Cantiklah dengan Iman, Akhlak dan Ilmu...


Saya selalu kagum terhadap muslimah-muslimah cerdas, cantik, mandiri dan selalu teguh mempertahankan jilbabnya dalam segala aktivitas, seperti halnya setelah melihat sosok-sosok muslimah, Oki Setiana Dewi (OSD), Dian Pelangi, dan Asma Nadia.  Saya rasa, para muslimah yang sholihat sudah kenal dengan ketiga nama muslimah yang saya sebutkan itu, kan? ^^

OSD adalah pemeran Ana Althafunnisa dalam film KCB, penulis 3 buku inspiratif yang BEST SELLER, sosok muslimah yang aktif dalam berbagai kegiatan sosial, dan juga aktif mengisi banyak kajian dan seminar-seminar motivasi. Ia pun terkenal sebagai pribadi yang cantik, anggun, dan menawan dalam balutan jilbabnya yang selalu matching. Jujur, saya suka sekali dengan cara berpakaian OSD!^^ Tetap mempesona, penuh warna, tapi yang terpenting adalah SYAR'I (itu adalah poin utama).

Nama Dian Pelangi juga sudah tidak asing lagi kita dengar. Terkenal sebagai desainer muda yang sangat berbakat dengan beragam karya luar biasa, menurut saya Dian Pelangi juga memberikan kita inspirasi tentang makna kemandirian dan kerja keras sejak usia muda. Dari berita yang saya baca, Dian Pelangi menggeluti dunia fashion di usia dini dengan pantang menyerah. Karya-karyanya yang cantik, eksklusif, elegan, dan penuh warna berhasil menjadi trend, khususnya di kalangan para muslimah yang ingin tampil "edgy" dan menarik. Selain KEMANDIRIAN dan KERJA KERAS, saya juga cukup mengapresiasi keputusan Dian Pelangi yang menikah muda. Salut dengan keputusannya itu yang mana menunjukkan bahwa menikah di usia muda bukanlah hal yang dapat menghalanginya untuk terus produktif dalam berkarya.

Yang ketiga adalah Asma Nadia, penulis berbakat yang karya-karyanya sudah tidak diragukan lagi karena kerap menjadi best seller. Buku-buku Asma Nadia (New Catatan Hati Seorang Istri, Sakinah Bersamamu, Muhasabah Cinta, Catatan Hati yang Cemburu, UMMI, Twitografi Asma Nadia, dan Catatan Hati Bunda), terpajang manis dan rapi di rak buku saya. Asma Nadia adalah penulis muslimah yang luar biasa apik dalam bertutur dengan caranya yang sederhana namun sangat mengena sampai ke hati. Selain produktif dalam menghasilkan tulisan-tulisan yang mencerahkan, Ibu dua anak ini juga aktif dalam berbisnis dan juga suka traveling keliling dunia (yang ia dapatkan karena keberhasilan tulisan-tulisan yang ia buat).





MasyaAllah...
Selalu saja berdecak penuh kekaguman terhadap sosok-sosok di atas. CANTIK, CERDAS, MANDIRI, dan TETAP BERJILBAB di tengah kepadatan aktivitasnya! Bukankah mereka bisa dibilang sebagai sosok-sosok yang diimpikan? Bahkan almost perfect?

Saya juga sering membaca  komentar dari banyak penggemar mereka. Komentar yang menunjukkan kesukaan dan kekaguman para penggemar kepada mereka. Komentar yang berisikan banyak pujian dan keinginan untuk menjadi seperti mereka… Ya, keinginan untuk menjadi mereka…. Ingin bisa secantik mereka… Bahkan ada pula yang mengatakan, “You’re my idol…

Ahhh…
Tiba-tiba saja saya jadi tersadarkan akan sesuatu yang membuat saya merenung.
Apakah salah jika kita mengagumi seorang muslimah yang cantik berjilbab? Tentu saja tidak!
Apakah salah jika kita menjadikan mereka inspirator kita dalam mengambil nilai-nilai bijak dalam hidup? Tentu saja tidak!
Namun, jika kita mengatakan “Aku ingin bisa cantik kayak Dian Pelangi  yang modis, karena selama ini aku ngerasa tidak menarik”, “Akhwat itu ya kayak Mbak OSD yang tenang, kalem, dan anggun… Kalau masih tomboy gini kayaknya masih belum jadi akhwat deh…”, bahkan sampai ada yang mengatakan “You’re my idol…”, apakah itu salah kah? Ya… Di sini lah saya mulai merasakah ada hal yang janggal.

Apakah akhwat itu selalu identik dengan “harus tenang, kalem, dan anggun”?
Apakah definisi cantik itu harus terlihat modis dan menarik?
Dan yang membuat saya semakin berpikir adalah, Apakah mereka memang idola kita? Bukankah idola kita adalah Rasulullah saw?

Sahabatku, saya tiba-tiba teringat dengan 4 sahabat Rasulullah saw: Abu Bakar yang lembut, Umar bin Khattab yang tegas, Ustman bin Affan yang pemalu, dan Ali bin Abi Thalib yang cerdas. Mereka memiliki karakter masing-masing yang tidak berubah bahkan ketika mereka sudah masuk Islam. Rasulullah saw tidaklah mentarbiyah (mendidik) mereka untuk menjadi pribadi dengan satu karakter yang sama. Rasulullah saw tetaplah menghormati mereka dengan karakternya masing-masing. Walau berbeda, bukankah mereka tetap sahabat Rasulullah? Bukankah mereka juga tetap disebut sebagai ikhwan? Bukankah surga tidak hanya menerima karakter yang lembut, tegas, pemalu, atau cerdas saja? Bukankah yang dilihat Allah swt adalah iman dan ketaqwaan kita?

“… Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling taqwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.” (QS. Al Hujurat: 13)

Sahabatku, sampai saat ini saya terus meyakini dalam hati bahwa Islam tidak membuat para pemeluknya untuk menjadi satu karakter yang sama. Islam tidak mengharuskan dan melabelkan karakter tertentu bagi para pemeluknya. Bagi saya, tidak ada aturan yang mengatakan bahwa “Yang namanya akhwat itu harus gini lhoo…” atau “Dia bukan ikhwan, soalnya dia kayak gitu…” Saya yakin, bagi akhwat atau ikhwan yang dilabeli “bukan kayak gitu”, pasti akan sakit hati, minder, rendah diri, bahkan mungkin bisa pada akhirnya menarik diri dari lingkungan karena merasa “tidak seperti tipe akhwat atau ikhwan pada umumnya yang harus bla, bla, blaa..” Saya menyebutnya sebagai pembunuhan karakter yang berakibat bagi “ketidakterimaan” akan diri sendiri hingga merasa bahwa dalam dirinya sudah tidak ada yang istimewa lagi. Astaghfirullah…

Begitu pula dengan kriteria cantik yang biasa dilekatkan pada sosok akhwat ideal. Akhwat ideal yang menawan dalam berbusana, yang lemah-lembut dalam bertutur, yang jalannya pelan-pelan, dll. Lantas, jadi muncul pertanyaan? Berarti akhwat yang sukanya pakai jilbab gelap, tidak cantik dong? Berarti akhwat yang suka naik sepeda dan pakai tas ransel, tidak menawan dong? Duh! Kalau begini, jadi akhwat pun ternyata sulit ya karena harus begini dan begitu =(  Bukankah  Abu Huroiroh berkata, ‘Ada seseorang yang berkata pada Rosul: Sesungguhnya fulanah melakukan sholat malam dan shoum pada siang hari, tapi pada lisannya ada sesuatu yang dapat menyakiti tetangganya yaitu panjang lidah. Beliau bersabda : “Tidak ada kebaikan padanya, dia di dalam neraka”. Seseorang berkata pada beiau : Sesungguhnya fulanah mengerjakan sholat fardhu, shoum bulan romadhon, bershodaqoh dengan sepotong keju dan tidak ada yang lainnya, serta tidak menyakiti seorangpun. Beliau bersabda : “Dia di dalam surga”. (HR. Al Hakim 7304, Beliau mengatakan : Ini adalah hadits shohihul isnad dan Al Bukhori & Muslim tidak mengeluarkannya)? Adakah para sahabat menemukan bahwa kecantikan fisik merupakan kriteria wanita sholihat yang masuk surga? Adakah para sahabat menemukan bahwa kriteria akhwat yang masuk surga itu adalah yang menawan dalam berbusana, yang lemah-lembut dalam bertutur, atau yang jalannya pelan-pelan?

“Sesungguhnya Allah tidak melihat pada fisik maupun bentuk kalian, akan tetapi Dia melihat kepada hati kalian.” (HR. Muslim no. 1987)

Sahabatku, melalui tulisan ini saya ingin mengatakan agar kita senantiasa bersyukur terhadap apa yang telah Allah swt berikan kepada kita. Kita harus bangga dengan karakter yang Allah swt lekatkan kepada kita. Kita juga harus menerima dengan mengembangkan potensi yang sudah Allah swt amanahi kepada kita. Kita gunakan karakter dan potensi kita untuk bersama-sama mensyiarkan Islam. Ibarat rumah, kalau semua ingin jadi atap atau jendela, bukankah rumah tersebut tidak akan terbangun dengan kokoh?  Begitu pula dengan kita. Setiap diri kita pasti Allah anugerahi karakter dan potensi yang berbeda-beda agar bisa saling mengokohkan bangunan dakwah Islam ini. Ada akhwat yang berkarakter tegas, akhwat yang lembut, akhwat yang tomboy, akhwat yang feminin, akhwat yang serius, akhwat yang supel, dll. Tidak ada yang salah dengan perbedaan tersebut, asalkan tidak menyimpang dari adab-adab syar’i dalam Al-Qur’an dan Al-Hadist.

Yakinlah, bahwa masing-masing kita adalah istimewa. Yakinlah bahwa masing-masing kita adalah spesial. Yakinlah bahwa Allah tidak melihat kecantikan fisik kita, melainkan kecantikan hati kita. Percaya deh, kalau hatinya sudah cantik, otomatis kita akan jadi pribadi yang cantik dan menyenangkan orang-orang di sekeliling kita? :) Lagi pula, saya sudah cukup berbangga diri ketika yang mengatakan kalau saya cantik adalah Ibu dan Ayah saya! Hehe…^^ Ya iyalah, untuk apa cantik hanya untuk orang lain namun untuk keluarga sendiri kita malah tidak mempesona?

Dan lagi, bukankah definisi cantik itu berbeda-beda? Ada yang bilang cantik itu harus tinggi. Cantik itu yang kulitnya putih. Cantik itu hidungnya pasti mancung. Cantik itu yang suka pakai warna pink. Kalau kita ngikutin semua "cantik itu harusnya bla, bla, bla...", kemungkinan besar kita yang akan jadi stress sendiri. Sumber kegelisahan hati adalah selalu mengikuti dan mementingkan perkataan manusia, sedangkan sumber ketenangan hati adalah hanya menginginkan penilaian Allah. Jadi, satu tujuan yang saya rasa harus ditanamkan bagi para muslimah adalah bukan melulu cantik di dunia yang banyak banget kriterianya, melainkan juga cantik di surga, yakni kecantikan yang melebihi kecantikan para bidadari surga karena amal ibadah yang telah kita lakukan di dunia…^_^

Semoga tulisan ini menjadi salah satu pengingat bagi kita semua untuk senantiasa bersyukur... Aamiin Ya Rabb…..=)

“Dan ketika Tuhanmu memaklumkan: ‘Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih’.” (Q.s. Ibrahim: 7)


Tips CANTIK:
  1. Kadangkala, kecantikan itu akan muncul secara alami jika kita percaya diri, lho! Percaya diri dalam arti menerima segala kelebihan dan kekurangan dengan penuh syukur. Tetap MOVE ON+OPTIMIS dalam menjalani hidup. Penasaran? Cobain deh...^^
  2. Jangan jadi muslimah cantik dengan standar kecantikan yang biasa karena pasti banyak saingannya! Melainkan, jadilah muslimah yang cantiknya LUAR BIASA dengan IMAN, AKHLAK dan ILMU. Insya Allah cantiknya sampai surga... Allahumma aamiin...^^
  3. Mempercantik hati untuk Rabb kita semata, mempercantik pikiran agar bisa memberi sumbangsih bagi ummat, mempercantik tutur kata dan tindakan agar tidak menyakiti orang lain, serta tak lupa mempercantik diri untuk para insan yang menyayangi kita dengan sepenuh hati (orangtua, adik, kakak, sahabat).. ^^

0 komentar: