Kata Cowok Tentang Cewek Berjilbab #H-2


 ( Diambil dari buku Gara-Gara Jilbabku? By Asma Nadia, dkk. )

"Seandainya jilbab bukan kewajiban, bagi saya jilbab tetap memberi keindahan yang lain. Tapi sayang, masih ada yang melihat jilbab disisi syar’i semata. Mereka tidak peduli dengan warna, motif apalagi bentuk. Apakah warna, motif dan bentuk merupakan keharusan berjilbab? TIDAK. Tapi, kenapa harus alergi dengan penawaran-penawaran seperti itu? Tuhan menciptakan keindahan dalam bentuk wanita dengan segala batasan-batasannya. Kita menjaga dan menambah keindahan itu dengan segala batasan-batasannya."( Biru laut, penulis buku Aku Begitu Mencintaimu)

"Kalo ingat masa SMA, akhwat berjilbab terlihat lebih terjaga, menyejukkan pandangan dan Insya Allah bisa diandalkan. Kalau ada, saya pesan satu ya? He he he.. serius nih."( Widhi Saputro, illustrator)

"Cewek berjilbab itu.. cantik tenan, Rek! Yap mau keningnya lebar kayak pematang sawah, mau hidungnya pesek kayak ragi masuk angin, mau pipinya jerawatan kayak korban perang bintang, bagi saya mereka tetap cantik. Inner beauty yang keluar dari cewek berjilbab bukan bernama fisik, tapi bernama iman dan pemahaman yang dalam. Lagipula, saya yakin cewek berjilbab lebih dihargai Allah ketimbang yang tidak. At least, karena mereka patuh pada titah Allah SWT, bukan semata keinginannya saja."( Asa Mulchias, Penulis buku Kuntilanak, Here I come!)

"Menyamaratakan semua jilbabers adalah sebuah kesia-siaan. Persamaan mereka adalah mereka rela menutup aurat untuk menjalankan perintah Tuhan. Kalau mereka juga menjilbabi hati dan akhlaknya, ini adalah plus kedua. Dan beberapa orang, setelah berjilbab menjadi lebih cantik penampilannya, ini adalah bonus. Tapi cantik prilakunya, itu adalah buah manis. Ikuti mode, tentu saja boleh. Bersikap tegas, tentu saja boleh.Satu lagi, jangan galak-galak ya? J Asyik-asyik aja gitu.."( Ekky al-Malaky, P, Penulis buku Protes, protes, protes)

"Cewek berjilbab itu kayak kue yang dibungkus plastik. Kesannya lebih mahal. Beneran. Sumpah!"( Adji, Penulis buku Pelangi Hati dan Will U Marry Me? )

"RUMAH SAKIT! Begitu yang terlintas di kepala, setiap aku ketemu sama cewek berjilbab. Lho, apa hubungannya? Jelas ada! Rumah sakit selalu berada dalam keadaan steril. Begitu juga cewek berjilbab, steril dari keinginan laki-laki untuk memandang secara berlebihan. Kecuali keinginan untuk… menikahi! Hihihi… maklum dah, namenye juga masih jomblo!"( Denny Prabowo, Penulis buku Pemuda dalam Mimpi Edelweiss)

"Aku suka cewek cantik dan pinter. Suka ngelaba-ngelaba kecil. But, with jilbab, serasa ada jarak yang enggan kutembus. Berjilbab means dia komit penuh to what she trust. Aku jadi hormat."( Wedha, Ilustrator dan Disainer)

"Dimata saya, jilbaber itu menghadirkan rasa adem, kagum, pokoknya semua yang baik-baik hadir di perasaan saya setiap lihat jilbaber. Ada nilai plus-nya lah. Terlebih, saya langsung merasa sebagai saudaranya. Jangankan mau macem-macem, orang lain yang menggoda pun, sepertinya saya ingin turun-tangan untuk menjaganya. Di depan mata saya, nggak ada yang boleh mengganggu dia, karena dia telah menjaga dirinya dengan menunjukkan identitasnya sebagai muslimah, sebagai saudara saya. Jadi kalo ada yang menggoda, nakal, iseng ataupun macem-macem sama jilbaber, berarti dia harus berhadapan dengan saya."( S. Gegge Mappangewa, Penulis buku Kupu-Kupu Rani)

"Ya, kalau menurut pribadi Ali sendiri, selain seneng karena hari gini masih ada cewek yang mau menjaga auratnya, cewek berjilbab itu lebih sejuk dilihatnya, selain juga menjauhkan cowok dari pandangan yang nggak semestinya. Tapi nggak ngilangin juga unsur-unsur seninya. Karena seni itu indah dan Allah suka akan keindahan."(Ali Ichsan, illustrator)

"Jilbab itu bikin cewek keliatan cakep, asal makenya bener. Jadi, kita mandangnya nggak macem-macem. Cewek berjilbab rapi lebih enak diajak berinteraksi."( Koko Nata, penulis buku No Hp No Cry)

"Salam jilbab,kalau menurut gue, cewek yang memakai jilbab itu keren banget lho ( lebih-lebih dipandang dari kacamata islam). Tapi yang nggak enaknya kalo ngeliat cewek sekarang memakai jilbab tidak pada tempatnya. Memakai jilbab sekaligus mengenakan pakaian super ketat, sehingga lekuk-lekuk tubuhnya membayang. Kan sama aja tuh! Lagipula gue kurang setuju jilbab sering dimodis-modisin, sehingga cenderung mengundang hasrat negative. Segitu aja. Bagi cewek berjilbab; “berjilbablah selayaknya berjilbab!”( Rifan)

"Cewek berjilbab tau menghargai dirinya. Dia juga bikin cowok deg-deg an. Soalnya makin banyak misterinya."( Gola Gong, penulis buku Hari Senjakala )

"Jilbab tak pernah mampu menyembunyikan kecantikan seorang wanita. Jilbab justru makin menegaskan kecantikan, kelembutan, kesalehan dan pesona wanita."( Irwan Kelana : cerpenis, novelis dan wartawan harian umum Republika)

"Gw suka ama cewek jilbab. Apalagi anaknya pinter. Tapi kadang suka risih kalo liat cewek jilbab, gaun ketat n bawahnya street. Tapi lagi gw nggak suka cewek jilbab yang terlalu gombrang gitu. Kesannya kayak emak-emak. Menurut gw, boleh dong pake jilbab gaya, asal pas n enak diliat. Rapi, gitu lho…"( Zaenal Radar T. , Cerpenis)

Dan yang terakhir My Opinion Jilbab adalah kebutuhan. Tanpa jilbab, saya tidak bisa keluar rumah :p. Jilbab adalah kewajiban, bukan sebuah pilihan karena tertera jelas dalam Qs. An-nur : 31 dan Qs. Al-Ahzab : 59, kalo jilbab itu kewajiban tapi ga dilaksanakan, balasannya apa??
Jilbab adalah identitasku sebagai muslimah, karena bisa jadi orang lain mengira kita bukan seorang muslim dikarenakan kita tidak berjilbab. Kalaupun ada alasan belum siap berjilbab, sama halnya kematian datang juga ga nanya siap atau enggak.. Hehe :D

Jika ada dua orang yang saling memojokkan terdiri dari wanita yang belum mengenakan jilbab tapi dia selalu melakukan kebaikan, dan wanita satunya adalah yang telah mengenakan jilbab tapi dia belum bisa meninggalkan kelakuan buruknya. Mereka berdua sama. Tapi wanita yang telah mencoba mengenakan jilbab (Jilbab syar’i), punya point lebih dimata saya. Setidaknya dia sudah menjaga pandangan lelaki terhadapnya dan masalah kelakuan buruknya, semua butuh proses. Untuk wanita yang pertama, mungkin kebaikanmu telah membuatmu merasa cukup. Namun seorang wanita yang belum mengenakan jilbab namun rajin melakukan kebaikan-kebaikan, diibaratkan layaknya seorang yang membawa satu buah kendi berisi air, namun kendi itu berlubang.

Saudariku, Jilbab itu ga seberat mantel.. Juga ga setebel karung goni.. hanya selembar kain penutup kepala, seringan itu masihkah terasa berat memakainya ??

Jilbab bukanlah perintah saya, tapi Allah, Tuhan kita yang memerintahkannya.

Jilbab is my choice, Jilbab is my identity, Aren’t you, ukhti?? :)

Wallahu a'lam.



2 komentar:


  1. JILBAB ITU....

    Benar..
    Berjilbab belum tentu baik imannya.
    Akan tetapi wanita yang baik iman sudah pasti berjilbab bukan?

    Benar..
    Menutup aurat bukan jaminan nggak pernah berbuat dosa.
    Akan tetapi menutup aurat sudah pasti mengurangi dosa.
    Minimal telah menggugurkan dosa kewajiban menutup aurat.!

    Benar..
    Berjilbab nggak jaminan selalu dekat dengan Allah.
    Akan tetapi yang pasti ia ingin mendekat kepada Allah.

    "MENDING NGGAK BERJILBAB KALAU KELAKUAN MASIH PENUH MAKSIAT!"
    Nah..
    Ini kalimat yang menyesatkan.
    Serupa dengan ajakan setan.
    Yang baik diperlihatkan jelek.
    Yang jelek diperlihatkan baik.

    Berjilbab itu adalah untuk memperjelas jati diri.
    Melindungi kehormatan dan kemuliaan yang tak akan terganti Kelak.

    Jibab menentukan pasangan hidupmu.
    Karena wanita yang taat sangat berhak punya pendamping yang
    taat.
    Itu janji Allah.
    Bukan hanya pemanis kata-kata tanpa makna..

    Jilbab itu adalah penjaga diri bagi lelaki yang jahat.
    Dan jilbab adalah perhiasan terindah bagi lelaki yang taat.

    Kenapa mesti berjilbab?
    Karena itu adalah perintah-Nya.
    Karena itu akan melindungi wanita dari lelaki yang suka maksiat..

    BalasHapus