PESANTREN #RISET 5

Di suatu suatu hari saya bercakap ringan dengan salah seorang teman sekamar saya di pesantren, namanya Rima. Ia adalah mahasiswi jurusan pendidikan kedokteran di Universitas Gajah Mada. Saya yang waktu itu berkesempatan untuk mewawancarai dia seputar #pesantren memberanikan diri untuk bertanya..
Saya    : Rim, kenapa sih dulu kamu minat masuk pesantren? Bukannya banyak orang bilang kalo pesantren itu ga asik? Terus bikin kita ga bebas?
Rima   : Ya biar saja banyak orang bilang begitu, tapi yang jelas disini aku ingin banyak belajar tentang agama Islam.
Saya    : Memangnya orangtua membolehkanmu untuk nyantri rim?
Rima   : Jelas enggak. Orangtuaku itu beragama Islam, tapi tidak agamis banget. Tau sendiri lah kalau keluarga yang ga terlalu Islami kan ketakutan kalo anaknya mendadak berubah jadi lebih tertutup entar disangka kena pengaruh buruk dan sebagainya.
Saya    : Lalu apa yang kamu lakukan saat niatanmu tidak disetujui orangtuamu?
Rima   : Ya tetap bersikeras untuk nyantri. Apapun resikonya aku tidak akan mengendurkan niatanku, selama itu baik dan benar. Sempat waktu aku telah menjadi santriwati di pesantren, ayahku tak mau berbicara denganku selama sebulan.
Saya    : Wah, ngeri juga ya ayahmu itu. Lalu bagaimana?
Rima   : Ya sudah. Ayah mungkin capek melarangku terus, karena aku selalu ngotot. Apabila keinginanku tak terpenuhi aku akan tetap berusaha sekuat mungkin untuk mewujudkannya jadi sampai sekarang ya ayah membiarkanku untuk belajar di pesantren ini. Ya walaupun awalnya harus berjuang keras, namun aku lega kini ayahku sedikit senang dengan perubahanku.
Saya    : Memangnya perubahan apa yang kamu dapat atau rasakan setelah masuk pesantren?
Rima   : Banyak hal lah. Kau tentu tau, disini kita mendapatkan ilmu yang sangat berharga. Tempat ini juga berhasil merubah orientasi hidupku bahwa tujuan kita bukan hanya dunia semata namun juga akherat.

--to be continue

0 komentar: